Sabtu, 24 September 2011

Gerakan Menanam Pohon Cemara


Lingkungan merupakan suatu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Antara manusia dengan lingkungan memiliki suatu keterikatan yang kuat. Manusia tidak dapat mempertahankan kehidupannya jika kualitas lingkungan selalu mengalami penurunan. Begitu juga sebaliknya, lingkungan tidak dapat memberikan “pelayanan” terbaiknya jika manusia mengalami degredasi moral dalam menjaga lingkungan.
           Bukti lapangan menunjukkan bahwa sekarang manusia sudah mulai menunjukkan tanda-tanda degredasi moralnya dalam memperlakukan lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya lahan-lahan yang mengalami kerusakan, terutama di daerah perkotaan. Pihak yang bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan tersebut adalah mereka yang mengeksploitasi lahan secara terus-menerus tanpa melakukan suatu perbaikan lingkungan. Tentu saja, hal semacam ini hanya dilakukan oleh orang-orang yang sudah cukup berumur dan dilakukan di luar lingkungan sekolah. Apakah itu berarti remaja, dalam hal ini adalah pelajar tidak ikut terlibat dalam perusakan lingkungan ?  Jawabannya adalah TIDAK. Mengapa demikian ?  pelajar pun dapat melakukan perusakan lingkungan. Saya pribadi sering melihat pelajar yang melakukan kerusakan terhadap lingkungan di sekolah dengan merusak bagian-bagian tumbuhan yang ada. Maksud saya, mereka dengan sengaja memetik daun-daun yang ada, sehingga tumbuhan tersebut akan kehilangan “kondisi staminanya”. Ada juga yang dengan sengaja menanggalkan batangnya hanya untuk “iseng-iseng” belaka. Hal ini akan membuat tumbuh-tumbuhan akan kehilangan fungsinya, yaitu menyerap polusi udara yang ada. Bila ini terus dibiarkan, akan ada banyak kerugian yang akan kita dapatkan.
           Di zaman sekarang, saya rasa sebagian besar Sekolah Menengah Atas di Indonesia membolehkan siswa-siswinya untuk membawa kendaraan pribadi ke sekolah. Peraturan ini diterapkan agar siswa-siswi tersebut tidak terlambat datang ke sekolah. Saya akan menganilisis lebih lanjut masalah ini. Perhatikan ilustrasi berikut :
Kota Pagaralam merupakan sebuah kota kecil yang memiliki Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, Madrasah Aliyah atau sederajat kurang lebih 9 sekolah. Tiap sekolah memiliki siswa-siswi sekitar 500 orang. Kita misalkan 30% dari siswa-siswi tersebut membawa kandaraan pribadi ke sekolah. Total siswa-siswi yang membawa kendaraan adalah 150 orang. Lalu kita kalikan dengan benyaknya SMA atau sekolah sederajat yaitu sebanyak 9 sekolah, 150 x 9 = 1350. Jadi, setiap harinya, total pelajar yang membawa kendaraan pribadi ke sekolah adalah sebanyak 1350 orang. Angka ini belum ditambah dengan jumlah angkutan umum, ojek dan kendaraan pribadi lainnya. Bayangkan, seberapa besar polusi yang ditimbulkan akibat penggunaan kendaraan pribadi tersebut ? asap polusi akan selalu menjadi masalah kita tiap harinya. Asap-asap tersebut juga akan mengakibatkan  pemanasan global. Seperti yang kita tahu, pemanasan global akan menyebabkan perubahan iklim, berkurangnya keanekaragaman hayati, penyakit kanker kulit dan lain-lain.
           Sesuai dengan ilustrasi saya di atas, secara tidak langsung, pelajar pun ikut andil dalam perusakan lingkungan. Namun dalam hal ini perusakan yang dilakukan terhadap lingkungan  oleh pelajar tersebut termasuk dalam perusakan jangka panjang. Kata “jangka panjang” bermakna penggunaan kendaraan pribadi secara besar-besaran tersebut tidak akan langsung terasa dampak buruknya. Melainkan untuk ke depannya, untuk jangka waktu 10, 20, 50 atau bahkan 100 tahun kemudian.

Bila melihat ilustrasi seperti di atas, tidakkah kita memikirkan cara yang dapat kita lakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan ? Ya, kita sebagai pelajar. Dalam hal ini, saya merekomendasikan aksi nyata yang dapat kita lakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan terutama di lingkungan sekolah sekaligus mewujudkan Indonesia Hijau yaitu dengan menanam pohon cemara. Mengapa saya memilih pohon cemara ? hal ini dikarenakan, selain dapat mengurangi polusi udara, pohon cemara juga dapat menambah keindahan lingkungan sekolah. Pertumbuhan pohon cemara juga sesuai dengan iklim Indonesia yang sebagian besar beriklim tropis. Akan lebih baik jika kita menanam pohon cemara kipas. Pohon cemara jenis ini dapat menyerap partikel padat. Bila program ini dilakukan, maka kita akan memperoleh manfaat sebagai berikut :
a.       Terhindar dari polusi udara. Hal ini berkenaan dengan ilustrasi saya seperti di atas. Pohon cemara akan menyerap karbon monoksida yang dihasilkan oleh kendaraan-kendaraan. Oleh karena itu, sebaiknya kita menanam pohon tersebut di luar pekarangan sekolah, agar polusi yang ada dapat diserap oleh pohon cemara.
b.      Dapat dijadikan sebagai pohon pelindung
c.       Menciptakan lingkungan yang asri. Hal ini akan berkesinambungan dengan tujuan kita yaitu menciptakan Indonesia Hijau.
d.      Lingkungan yang asri akan membuat kita merasa nyaman berada di lingkungan sekolah, terutama dalam menyerap pelajaran di kelas.
e.       Dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya pemanasan global
f.       Menumbuhkan rasa bertanggung jawab terhadap lingkungan sekolah
g.      Memberikan kesempatan bagi anak cucu kita nanti untuk menikmati indahnya alam ini.
Bisa kita bayangkan bila program ini benar-benar kita lakukan. Polusi udara berkurang, lingkungan sekolah tertata rapi, dan kegiatan belajar mengajar pun akan berlangsung dengan baik. Kita juga telah memberikan kesempatan bagi anak cucu kita nanti untuk merasakan indahnya karya Sang Pencipta. Dengan menanam pohon, artinya kita telah ikut berperan dalam mewujudkan Indonesia Hijau. Mulailah tumbuhkan kesadaran diri untuk menjaga kelestarian lingkungan. Dengan begitu, kita dapat merasakan sendiri manfaat dari pelestarian lingkungan tersebut. Aksi sekecil apapun bila dilakukan bersama-sama akan membawa dampak yang sangat besar. Oleh karena itu mari kita satukan aksi untuk mewujudkan Indonesia Hijau !!!

0 komentar:

Posting Komentar

 
;